DASAR
PEMBENTUK DAN KARAKTERISTIK LANSKAP
Pengertian Lanskap
Lanskap adalah konfigurasi partikel
topografi, tanaman penutup, permukaan lahan dan pola kolonisasi yang tidak
terbatas, beberapa koherensi dari kealamian dan proses kultural dan aktivitas
(Green dalam Ferina 1998).
Harber membatasi lansekap sebagai
sebuah potongan lahan yang diamati seluruhnya, tanpa melihat dekat pada
komponen-komponennya (Pers Com dalam Ferina 1998).
Menurut Zonneveld (1979) lansekap
adalah ruang yang terdapat di permukaan bumi yang terdiri dari sistem yang
kompleks, terbentuk dari aktifitas batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan
manusia serta melalui fisiognominya membentuk suatu kesatuan yang dapat
dikenali (diidentifikasi). Sedangkan Menurut Forman & Godron lansekap
adalah Suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari
sekelompok/kumpulan (cluster) ekosistem yang saling berinteraksi; kumpulan
tersebut dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang
sama Didalam bahasa inggris tua dan ke-sinoniman batasan kata “landscape”
mempunyai arti Wilayah/Region. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
lansekap adalah kesatuan wilayah di permukaan bumi yang terdiri dari kesatuan
ekosistem yang saling berinteraksi (batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan
manusia).
Dasar Pembentuk Lanskap
Dalam Burton, 1995, secara geografik
terdapat tida unsure pembentuk lanskap atau bentang alam yaitu:
1. Bentuk permukaan bumi
Dalam pariwisata unsure ini
menentukan ada tidaknya kenampakan alam yang dapat dijadikan sumber atraksi.
Misalnya goa, tanah yang terjal untuk terbang layang, puncak bukit untuk
pendakian, dan lain-lain. Hal penting lainnya adalah air seperti sungai, danau
dan laut lingkungan dalam yang dapat membentuk dan mempertajam landform.
2. Vegetasi alami dan
binatang-binatang yang menempatinya
Cakupan unsure ini terbentang dari
hutan hujan tropis di daerah equator hingga padang-padang rumput di Afrika, ke
hutan di bagian utara yang terdiri dari padang tundra, serta ke ekositem kutub.
Vegetasi dah habitat binatang ini sangat tergantung dengan pola iklimnya.
3. Penggunaan tanah
Unsur ketiga ini adalah hasil
kreatifitas manusia dalam merubah atau memodifikasi natural vegetation,
menjadi tanah pertanian, usaha kehutanan, bangunan-bangunan, jalan, dan lain
sebagainya. Interaksi manusia dengan berbagai bentuk alam menciftakan bentang
budaya (cultural lanskap)
Ketiga elemen tersebut diatas tidak
selalu ada di suatu tempat, bisa jadi salah satu elemen mendominasi, misalnya
pada gurun yang kering unsure landform sangat dominan, sedangkan pada
wilayah perkotaan unsure penggunaan tanah lebih dominan, dan pada hutan hujan
tropis unsure vegetasi yang dominan menjadi pembentuk wilayah tersebut.
Anasir dan Faktor Bentang Lahan
Faktor-faktor penentu terbentuknya
bentang lahan adalah : faktor geomorfik (G), faktor litologik (L), faktor
edafik (E), faktor klimatik (K), faktor hidrologik (H), faktor oseanik (O),
faktor biotik (B), faktor antropogenik (A). Berdasarkan faktor-faktor
pembentukan lahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ls = f (G,L,E,K,H,O,B,A).
Lanskap merupakan kombinasi atau
gabungan dari bentuk lahan. Unit analisis yang lebih rinci diperlukan dalam
mengadakan analisis bentang lahan. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan
dapat dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan.
Oleh karena itu untuk menganalisis dan mengklarifikasi bentang lahan selalu
mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan. Bnetuk lahan bagian dari
permukaan bumi yang memiliki bentuk topografi khas, akibat pengaruh kuat dari
proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu
kronologis tertentu. Faktor pembentuk lahan dirumuskan sebagai berikut :
B = f (T,P,S,M,K)
B = Bentuk lahan, T = Topografi, P =
Proses alam, S = Strukrtur geologis, M = Material batuan, K = Ruang dan waktu
Analisis dan Klarifikasi Bentang
Lahan
Analisis bentang lahan lebih sesuai
apabila menggunakan unit betuk lahan, maka klarifikasi bentang lahan didasarkan
pada unit-unit bentuk lahan yang menyusunnya. Menurut Verstappen (1983)
klasifikasi bentuk lahan didasarkan pada genesisnya menjadi sepuluh kelas
utama.
Kesepuluh kelas bentuk lahan utama
ini yaitu :
- Bentuk lahan asal struktural
- Bentuk lahan asal vulkanik
- Bentuk lahan asal denudasional
- Bentuk lahan asal fluvial
- Bentuk lahan asal marine
- Bentuk lahan asal glasial
- Bentuk lahan asal aeolian
- Bentuk lahan asal solusional
- Bentuk lahan asal organik
- Bentuk lahan asal antropogenik
Elemen Lanskap
Elemen landscape dibagi menjadi 2
golongan besar, yaitu:
- Hard material / Elemen keras, perkerasan, bangunan dan
sebagainya.
- Soft Material / Elemen lembut, tanaman.
Elemen
Keras
Elemen Lunak
Elemen pendukung landscape :
- Tempat duduk / kursi taman.
- Untuk istirahat sejenak.
- Tempat duduk dengan sesuatu untuk dipandang.
- Elemen – elemen alam :
Sifat air yang tenang di kolam
apabila dikombinasikan dengan dengan pohon maka akan menghasilkan suasana yang
tenang.
Kolam air / kolam air mancur
- Kolam sebagai sarana bermain anak-anak.
- Tepian kolam air mancur sebagai tempat duduk.
Faktor Pembentuk Lanskap
Faktor Pembentuk Lanskap. Lanskap
terbentuk dari beberapa faktor yang masing-masing saling berinteraksi.
Faktor pembentuk lanskap meliputi vegetasi, tanah, batuan, air, bentuk
lahan, iklim makro maupum mikro, hewan maupun manusianya
Lanskap terbentuk dari interaksi
yang kompleks antara vegetasi, iklim mikro kawasan, tata air, bentukan
lahan dan tanah serta keberadaan penggunanya yaitu manusia dan hewan.
Masing masing faktor tersebut merupakan suatu ikatan yang erat yang akan
memberikan nuansa dan bentuk lanskap yang berbeda-beda.
Gambar
Faktor Pembentuk Lanskap
Karakteristik utama Lanskap yang
mempengaruhi pola dan diversitas hewan dan tanaman (Harvey, 2007: Farming with
Nature hal 148)
Komposisi
|
Struktur
|
Managemen
|
Konteksregional
|
Land use saat ini
|
Patchy dari segiukuran dan bentuk
|
Managemen tanaman:pengolahan
tanah, carapemanenan, rotasi
tanaman,
|
Native
ecosystem,bioficalcharacteristics
|
Floristic dankomposisi structural
|
Pengaturan secaraspasial
lahanpertanian – non
pertanian
|
Ladang penggembalaandan
pengelolaan ternak
|
Lokasi relatifterhadp
kawasankonservasi
|
Land usemembentuk matrikspertanian
|
Letak patch antarnative habitat
(jarak,pengaturan)
|
Pengendalian tanamanatau hewan
penggangu
|
Temporal LandUse change
|
Proporsi lanscapedengan
nativevegetation
|
Tingkat konektivitashabitat native
dalamlanskap pertanian
|
Degradasi dari patchnative
vegetation yangtersisa
|
Sejarah pertaniandi lanskap
|
HeterogenitasLanskap, tepi/border
|
Temporal dynamics ofland use
change
|
Sumber
Aditya. 2011. Anasir dan Analisis
Bentang Wilayah. http://id.shvoong.com/society-and-news/environment/2173197-anasir-dan-analisis-bentang-lahan/
Harvey. 2007. Farming with Nature. http://pertanianberlanjut.lecture.ub.ac.id/files/2011/03/Bab04_Karakteristik-Lansekap.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar